Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove Di Kawasan Teluk Palu Pasca Tsunamai (Studi Kasus: Hutan Mangrove Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah)
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkajipotensi nilai ekonomi total dari kawasan ekosistem hutan mangrove. Nilai Ekonomi Total yang dimaksud adalah mencakup dari nilai manfaat langsung, nilai manfaat tidak langsung, nilai pihan, nilai keberadaaan, dan nilai waisan. Penelitian ini menggunakan metode survei; pengambilan sampel dipilih dengan non-probability sampling (tidak berdasarkan sampling kebetulan). Pengambilan data dilakukan dengan mewawancarai mayasarakat yang terdampak dengan bantuan kuesioner dengan tahap analisis yang digunakan adalah deskriptif dan analisis nilai ekonomi total atau nilai manfaat dan biaya dalam pengelolaan suatau kawasan mangrove.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Nilai Ekonomi Total dari Kawasan ekosistem hutan mangrove yang ada di Kecamatan Banawa dengan luas 57,97 hektar sebesar Rp. 288.956.220.591 Pertahun atau sebesar Rp. 5.0644.931.856 perhektar pertahunnya. Manfaat tidak langsung sebagai pemecah ombak memiliki nilai paling tinggi sebesar Rp. 279.960.986.660 pertahun atau sebesar Rp. 4.779.938.000 perhektar pertahunnya. Manfaat langsung dari Kawasan ekosistem hutan mangrove Banawa sebesar Rp. 7.693.960.642 pertahun atau sebesar Rp. 131.363.508 perhektar pertahunnya. Nilai manfaat lain sebesar Rp. 51.16.935 pertahun atau Rp. 870.668 perhektar perthun untuk nilai manfaat pilihan, Rp. 480.778.290 pertahun atau Rp. 8.208.610 perkehtar pertahun untuk nilai keberadaan, dan Rp. 769.396.064 pertahun atau Rp.13.136.351 perhektar pertahun untuk nilai warisan.
Kata Kunci: Ekosistem mangrove, Degradasi Mangrove, Jasa Lingkungan, Valuasi Ekonomi, Nilai Ekonomi Total, Nilai Manfaat Langsung, Nilai Manfaat Tidak Langsun, Nilai Pilihan, Nilai Keberadaan, Nilai Warisan.
Abstract
The purpose of this research is to examine the total economic value potential of the mangrove forest ecosystem area. The total economic value in question includes the direct benefit value, indirect benefit value, option value, existence value, and inheritance value. This study uses a survey method; sampling was selected by non-probability sampling (not based on accidental sampling). Data collection was carried out by interviewing affected communities with the help of questionnaires the analysis stage used was descriptive and asis of the total economic value or value of benefits and costs in managing a mangrove area.
The results of this study indicate that the total economic value of the mangrove forest ecosystem in Banawa District, with an area of 57.97 hectares,s is IDR 288,956,220,591 per year or IDR 5,0644,931,856 per hectare per year. The indirect benefit as a breakwater has the highest value of IDR 279,960,986,660 per year or IDR 4,779,938,000 hectares per year. Direct benefits from the Banawa mangrove forest ecosystem area of IDR 7,693,960,642 per year or IDR. 131,363,508 per hectare per year. The value of other benefits is Rp. 51,16,935 per year or IDR. 870,668 per hectare per year for the value of the optional benefits, IDR 480,778,290 per year or IDR 8,208,610 per year for the exexistingalue, and IDR 769,396,064 per year or IDR 13,136,351 per hectare per year for the inheritance value.
Keywords: Mangrove ecosystem, Mangrove Degradation, Environmental Services, Economic Valuation, Total Economic Value, Direct Benefit Value, Indirect Benefit Value, Option Value, Existence Value, bequest Value.
Full Text:
Download PDFReferences
Aco, Wahdiat A., 2015. Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove di Pesisir Pelabuhan Untia, Kecamatan Biringkanaya. Universitas Hasanudin. Makassar
Auliansyah, 2018. Analisis Ekonomi Pengelolaan Kawasan Ekosistem Mangrove di Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Tenggara. Sekolah Pascasarjana. IPB. Bogor
Baso A., Wahyudin, dkk. 2013. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Terumbu Karang Perairan di Pulau Saugi Kabupaten Pangkep. Jurnal. FIKP. Universitas Hasanudin. Makassar
Dahuri R., 2003. Keanekaragaman Hayati Laut (Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia). Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Garrod G., dan Wilis KG, 1999. Penilaian Ekonomi Lingkungan: Metode dan Studi Kasus. Edward Elgar. Cheltenham
Kurniawati ND, dan Pangaribowo EH, 2016. Valuasi Ekonomi Ekosistem Mangrove di Desa Karangsong, Indramayu. UGM. Yogyakarta.
RMI, 2007. Laporan Studi PES untuk Mengembangkan Skema PES di DAS Deli, Sumatra Utara dan DAS Proge, Jawa Tengah
Ruitenbeek HJ, 1992. Pengelolaan Mangrove: Analisis Ekonomi Pilihan Pengelolaan Dengan Fokus Teluk Bintuni, Irian Jaya. Laporan EMDI. No.8. Proyek Pengelolaan Lingkungan di Indonesia. Halifax. Jakarta
Tuwo, A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Brilian Internasional. Surabaya
YKL Indonesia, 2019. Studi Pendahuluan Pengembangan Program Konservasi dan Rehabilitasi Mangrove di Teluk Palu (Kota Palu dan Sekitarnya). YKL Indonesia, Kehati. Makassar
DOI: https://doi.org/10.37531/sejaman.v6i1.3655
Refbacks
- There are currently no refbacks.